KISAH DUA TANAH PERDIKAN: PERUBAHAN STATUS WILAYAH BEBAS PAJAK DI KERAJAAN MATARAM ISLAM ABAD VIII DAN KERAJAAN SIAM ABAD XX

Hendri Gunawan, Muhammad Anggie Farizqi Prasadana

Abstract


Perdikan land or tax-free land in Indonesia and Thailand is used for religious purposes. This study aims to determine the change in tax-exempt status in Indonesia and Thailand, especially in the Islamic Mataram Kingdom and Siam Kingdom. This research used historical methods consisting of topic selection, source collection, source criticism, interpretation, and writing. The result shows the existence of tax-free areas in Indonesia and Thailand has been going on for a long time. However, tax-free land in Indonesia was revoked after independence because it was considered injustice. Differently, tax-free land in Thailand still exists but no longer receives forced labor support from the king, replaced with wage labor because of the money economy influence that Chinese trader brought and for the abolition of slavery. In conclusion, tax-free lands in these two countries have different fates due to social and economic changes.

Keywords


perdikan land, Islamic Mataram, Theravada Buddhism, sangha, and monastery

Full Text:

PDF

References


Anonim. 1893. “Benoemd.” Java Bode: Nieuws-, Handels-en Adver tentieblad voor Nederlandsch, Agustus, 14.

______. 1916. “Uit de Koloniale Literatuur.” Tijdschrift voor Economische Geographie: Orgaan der Nederlandsche Vereeniging voor Economische Geographie.

Carey, Peter. 2016. Kuasa Ramalan: Pangeran Diponegoro dan Akhir Tatanan Lama di Jawa, 1785-1855 Jilid 3. Jakarta: KPG.

Diansyah, Dirga Mahar. 2017. “Pakuncen sebagai Tanah Perdikan Kecamatan Patianrowo Nganjuk 1722-1939.” Avatara 5(2):190-98.

Fatoni, Achmat. 2011. “Krisis Kekuasaan Feodal di Desa Perdikan Makam Kabupaten Purbalingga 1945-1961.” Skripsi, Program Studi Ilmu Sejarah, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Haryono, Anton. 2015. Mewarisi Tradisi Menemukan Solusi: Industri Rakyat Daerah Yogyakarta Masa Kolonial (1830-an-1930-an). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Haryono, Timbul. 1999. “Sang Hyang Watu Teas dan Sang Hyang Kulumpang: Perlengkapan Ritual Upacara Penetapan Sima pada Masa Kerajaan Mataram Kuna.” Humaniora 11(3):14-21.

Ishii, Yoneo. 1986. Sangha, State, and Society: Thai Buddhism in History. Honolulu: The University of Hawaii Press.

Juwono, Harto. 2011. “Persewaan Tanah di Kesunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta, 1818-1912: Penerapan Prinsip Konkordansi di Wilayah Projo Kejawen.” Disertasi, Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok.

Kuntowijoyo. 2013. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Lohmann, Larry. 1993. “Land, Power and Forest Colonization in Thailand.” Global Ecology and Biogeography Letters 3(4):180-91.

Margana, S. 2010. Kraton Surakarta dan Yogyakarta 1769-1874. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maziyah, Siti. 2011. “Daerah Otonom pada Masa Kerajaan Mataram Kuna: Tinjauan Berdasar Kedudukan dan Fungsinya.” Paramita: Historical Studies Journal 20(2):117-28.

Moertono, Soemarsaid. 2017. Negara dan Kekuasaan di Jawa Abad XVI-XIX. Jakarta: KPG.

Mohammad, Ghamal Satya. 2016. “Royalty and Nationalism in Thailand and Colonial Indonesia, 1908-1942: Case Study of the Courts of Thailand and Yogya karta.” Tesis, Colonial and Global History Programme, The Institute for History, Leiden University, Leiden.

Priyadi, Sugeng. 2001. “Perdikan Cahyana.” Humaniora 13(1):89- 100.

Rajukumar, M. D. 1974. “Struggles for Rights during Later Chola Period.” Social Scientist 2(6/7):29-35.

Reid, Anthony. 2011. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid 2: Jaringan Perdagangan Global. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

______. 2014. Asia Tenggara dalam Kurun Niaga 1450-1680 Jilid I Tanah di Bawah Angin. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Reynolds, Craig J. 1979. “Monastery Lands and Labour Endowments in Thailand: Some Effects of Social and Economic Change, 1868- 1910.” Journal of the Economic and Social History of the Orient 22(2):190-227.

Ricklefs, M. C. 2007. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta: Serambi.

Setiawati, Nur Aini. 2020. “Kekuasaan Feodal dan Masyarakat Petani di Desa Perdikan Yogyakarta pada Awal Abad Ke-20.” dalam Eksploitasi, Modernisasi dan Pembangunan: Perubahan Sosial Ekonomi Pedesaan Jawa padaMasa Kolonial dan Pasca Kolonial, disunting oleh A. Wahid, F. Fakih, dan U. N. Winardi. Yogyakarta: Departemen Sejarah FIB UGM.

Statistisch Kantoor (Buitenzorg). 1926. Statistisch Jaaroverzicht van Nederlandsch-Indie. Januari, 349.

Sudharmono. 2012. Sejarah Asia Tenggara Modern: Dari Penjajahan ke Kemerdekaan. Yogyakarta: Ombak.

Tauchid, Mochammad. 2009. Masalah Agraria sebagai Masalah Penghidupan dan Kemakmuran Rakyat Indonesia. Vol. 53, disunting oleh Tim LIBRA. Yogyakarta: STPN Press.

Widyawati, Maya. 2018. “Perkem bangan Desa Perdikan Tawangsari Kabupaten Tulungagung 1824- 1905.” Avatara 6(2):269-77




DOI: https://doi.org/10.33652/handep.v6i1.212

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 Handep: Jurnal Sejarah dan Budaya

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

JURNAL HANDEP INDEXED BY :

                                                       

 

 

 

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.